
Hydro Meteorological
Early Warning System
Banjir bukan hanya akibat hujan deras. Ia lahir dari interaksi kompleks antara curah hujan, kapasitas tanah, sistem aliran, dan waktu. Ketika satu komponen kehilangan keseimbangan, seluruh sistem bisa berubah menjadi ancaman.
Sentinal HMEWS (Hydro-Meteorological Early Warning System) dirancang untuk membaca perubahan itu lebih awal — dari hujan pertama hingga potensi limpasan terakhir. Sistem ini menggabungkan sensor cuaca, radar permukaan air, dan data hidrologi untuk memantau dinamika air secara real-time di setiap titik pemantauan.
Dengan analitik berbasis ambang batas dan model adaptif, setiap anomali langsung diterjemahkan menjadi notifikasi terarah yang dapat diakses di semua level — dari pos lapangan hingga pusat kendali.
HMEWS tidak hanya mendeteksi banjir; ia memahami proses terbentuknya.
Karena dalam konteks hidrometeorologi, waktu bukan sekadar ukuran — ia adalah perbedaan antara peringatan dan bencana.
Hydro-Meteorological Early Warning System (Hydro-Met EWS) adalah sistem peringatan dini yang dirancang untuk memantau, memprediksi, dan memberi peringatan terhadap bahaya hidrometeorologi — yaitu bahaya yang timbul akibat interaksi antara faktor hidrologi (air) dan meteorologi (cuaca/iklim).
Bahaya yang termasuk dalam kategori ini meliputi banjir sungai, banjir bandang, banjir rob, hujan ekstrem, hingga lahar dingin. Semua jenis bahaya tersebut memiliki pola yang dapat dimonitor melalui sensor, data historis, serta model hidrologi–meteorologi.


Apa itu Hydro-Met EWS
Menurut World Risk Index 2023, Indonesia menempati peringkat kedua negara paling rawan bencana, dengan kerentanan tinggi terhadap bahaya hidrometeorologi. Kajian oleh Susandi dkk. (2018) juga menekankan pentingnya pengembangan Hydro-Met EWS di Indonesia dengan menggabungkan prediksi cuaca dan indeks bahaya hidrologi untuk banjir, hujan ekstrem, bahkan potensi longsor.
Kerangka internasional seperti Sendai Framework for Disaster Risk Reduction mendefinisikan sistem peringatan dini sebagai “sistem terpadu yang mencakup pemantauan, peramalan, penilaian risiko, komunikasi, dan kesiapsiagaan”. Pada konteks bahaya cuaca dan air, inilah yang menjadi domain Hydro-Met EWS.
Komponen Hydro - Met EWS
Penilaian Risiko – menentukan daerah rawan berdasarkan data historis hidrologi, penggunaan lahan, elevasi, kelembapan tanah, dan curah hujan.
Monitoring & Detection – pengumpulan data real-time dari sensor curah hujan, aliran sungai, kelembapan tanah, dan level air.
Forecasting & Modeling – menggunakan model hidrologi–meteorologi untuk memprediksi banjir, lahar dingin, dan hujan ekstrem dengan lead time tertentu.
Warning & Communication – menyampaikan peringatan kepada pemerintah dan masyarakat melalui sirene, SMS, aplikasi, atau media lokal.
Preparedness & Response – memastikan pengguna tahu tindakan yang harus dilakukan melalui SOP, rencana evakuasi, dan pelatihan.
Feedback & Evaluation – evaluasi ketepatan prediksi, kecepatan komunikasi, serta respon masyarakat untuk penyempurnaan sistem.


Metode Sentinal – Distributed Spatial Management (DSM)
Distributed Spatial Management (DSM) adalah filosofi konfigurasi pemantauan Sentinal dalam Hydro-Met EWS. Filosofi ini lahir dari kenyataan bahwa sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia sangat beragam dan kompleks, sehingga pemantauan tidak bisa dilakukan secara terpusat, melainkan harus terdistribusi dari hulu hingga hilir.
Konfigurasi Stasiun Pemantauan dalam DSM
Upstream Monitoring Station (UMS)
Ditempatkan di hulu DAS untuk membaca perubahan cuaca dan curah hujan serta muka air awal.
Memberi gambaran indikator potensi terjadinya banjir atau lahar dingin.
Downstream Monitoring Station (DMS)
Ditempatkan di tengah aliran hingga hilir DAS untuk memantau muka air, debit, dan kecepatan arus.
Menunjukkan respon aktual aliran terhadap hujan yang terekam di UMS.
Warning Station (WS)
Ditempatkan di area berisiko untuk menyampaikan peringatan langsung kepada masyarakat.
WS diaktifkan otomatis oleh sistem cloud atau secara manual di lapangan.
Dilengkapi sirene, strobo, dan LED display, WS menjadi simpul terakhir yang menerjemahkan data menjadi tindakan — memastikan peringatan tiba tepat waktu dan dapat dipercaya.


Implementasi DSM
Distribusi Spasial: UMS ditempatkan di hulu, DMS di tengah aliran dan hilir sesuai pola DAS.
Korelasi Data: Data hujan dan muka air hulu dari UMS menjadi dasar prediksi, lalu diverifikasi dengan data debit dan muka air dari DMS.
Integrasi Cloud: UMS dan DMS memiliki logger dan telemetri independen, tetapi semua data dikonsolidasikan di Sentinal Cloud.
Resiliensi Sistem: Jika satu stasiun gagal, data dari stasiun lain tetap menjaga kesinambungan analisis.
Threshold Lokal: Ambang batas berbeda untuk tiap UMS dan DMS, ditentukan dari data historis lokal.
Filosofi DSM
Dengan DSM, Sentinal membangun sistem pemantauan yang modular, adaptif, dan kontekstual. UMS bertindak sebagai detektor potensi, sementara DMS berfungsi sebagai verifikator respon aktual. Keduanya menjadi satu jaringan terintegrasi yang mendukung Warning Station, sehingga peringatan dini dapat diberikan secara cepat, presisi, dan sesuai dengan realitas lokal.
Konfigurasi Stasiun
Konfigurasi Stasiun Pada Hydro Met EWS
Stasiun Pemantauan Hulu






Stasiun pemantauan yang ditempatkan di wilayah hulu untuk merekam kondisi cuaca sebagai indikator awal potensi banjir atau lahar dingin. Instrumen utamanya adalah sensor curah hujan, suhu, kelembapan, tekanan udara, dan angin. Data yang terkumpul dikirim secara telemetri ke Sentinal Cloud untuk analisis lebih lanjut.
Stasiun Pemantauan Hilir
Stasiun pemantauan yang ditempatkan di bagian tengah hingga hilir sungai untuk memantau respon nyata aliran air terhadap hujan di hulu. Instrumennya meliputi sensor muka air dan kecepatan arus. Data hidrologi ini dikirim ke Sentinal Cloud sebagai verifikasi kondisi lapangan dan dasar aktivasi peringatan dini.
Stasiun Peringatan
Stasiun peringatan berfungsi menyebarkan informasi darurat kepada masyarakat ketika ambang batas bahaya tercapai. Perangkat utamanya terdiri atas sirene, lampu strobo, dan papan LED display. Aktivasi dapat dilakukan secara otomatis melalui Sentinal Cloud atau manual oleh operator lokal.